KONDISI GEOLOGI KALI BOYONG – KALI CODE
Kali Boyong dan Kali code merupakan Kali yang berada pada satu aliran. Mengalir dari hulu ke muara, hulunya berada di G.Merapi dan muaranya berada di Samudera Hindia. Nantinya aliran Kali code ini akan bertemu dengan Kali opak di daerah Imogiri. Semenjak letusan Merapi tahun 2010 lalu, terjadi perubahan signifikan terhadap provenance, stratigrafi, bahkan morfologinya. Hal ini diakibatkan banyaknya material erupsi Gunung merapi yang tertransport cukup jauh akibat curah hujan yang tinggi dan mengendapkan material-material volkaniklastik di sekitar Kali.
Kali Boyong
Kali Boyong merupakan hulu dari Kali Code, Kali boyong bercabang-cabang dan salah satu cabangnya adalah Kali Code. Pola aliran Kali boyong yaitu dendritik, karena merupakan ciri khas pola aliran sungai daerah bentang alam vulkanik. Kali Boyong merupakan Kali yang menjadi hulu dari Kali Code dan menjadi pemasok utama air yang melewati Kali Code. Kali Boyong mengalir dari lereng G.Merapi dan kemudian bercabang-cabang dan salah satu anak sungainya merupakan Kali Code. Bentuk lembah Kali Boyong berbentuk “U” sebagai salah satu akibat pengikisan oleh material vulkanik yang terbawa oleh air hujan. Kali boyong merupakan sungai berstadia muda.
Di Kali Boyong saat ini banyak sekali endapan-endapan hasil erupsi Gunung Merapi tahun 2010 lalu yang belum terkonsolidasi. Ini dimanfaatkan oleh para penambang pasir untuk mengeruk untung dari pasir merapi yang mempunyai nilai ekonomis untuk dijual sebagai bahan baku campuran dalam pembuatan konstruksi-konstruksi bangunan.
Sebagai salah satu sungai yang membawa material erupsi merapi, di pinggir dinding Kali Boyong terdapat endapan-endapan sisa erupsi merapi pada beberapa tahun yang lalu. Dalam gambar terlihat material yang berukuran gravel – boulder berada diatas material yang jauh lebih halus. Hal ini disebabkan oleh material yang melewati sungai ini sangat pekat akan material erupsi sehingga batuan yang jauh lebih besar bisa berada di bagian yang paling atas.
Secara stratigrafis Kali Boyong tersusun oleh {Wartono Rahardjo, dkk (1977), Wirahadikusumah (1989), dan Mac Donald dan Partners (1984)} :
- Vulkanik Merapi Tua
Tersusun oleh breksi aglomerat dan juga lelehan lava yang mengandung olivine dan bertipe andesitik-basalt (Bemmelen, 1949). Berumur pleistosen (Wirahadikusumah, 1989) diukur dengan C-14
- Vulkanik Merapi Muda
Tersusun atas rombakan merapi tua yang berupa endapan tuf, pasir, dan breksi yang terkonsolidasi sebagian dan masih lemah.
- Formasi Sleman
Batuan penyusunnya berupa pasir dan kerikil diselingi bongkahan-bongkahan. Dari Utara ke selatan formasi ini semakin mengalami penebalan (Mac Donald and Partners, 1984).
- Formasi Yogyakarta
Batuan yang menyusun formasi ini berupa perselingan pasir, kerikil, lanau dan lempung
(Mac Donald and Partners, 1984).
Provenance yang berada di Kali Boyong merupakan batuan hasil erupsi G. Merapi baik yang sudah terkonsolidasi ataupun masih berupa material sedimen. Material sedimen yang terdapat di Kali Boyong berukuran pasir –bongkah.
Kali Code
Kondisi Kali Code dewasa ini cukup memprihatinkan. Dimana terjadi banyak sekali hal-hal yang merusak keindahannya. Sebagai Contoh banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke Kali Code. Hal ini merupakan pencemaran dan bisa berakibat buruk bagi ekosistem sungai. Belum lagi banyaknya masyarakat yang membuang limbah rumah tangga ke Kali Code.
Kali Code adalah anak Dari Kali Boyong yang mengalir di tengah kota Yogyakarta. Kali ini membelah kota Yogyakarta menjadi dua bagian. Stadia sungai ini termasuk dewasa jika dilihat dari bentuknya yang sudah meander dan lembahnya juga sudah berbentuk “U”. Air Kali Code biasa dimanfaatkan warga sebagai sumber air irigasi sawah/ladang. Di sekitar bantaran Kali Code juga dipakai untuk mendirikan pemukiman warga.
Karena hulu dari Kali Code adalah Kali Boyong, maka setiap terjadi erupsi Gunung Merapi, Kali Boyong membawa material erupsi tersebut ke Kali Code. Seperti yang terjadi pada tahun 2010 lalu dimana Kali Code meluap akibat membawa banyak sekali material-material yang dihasilkan Gunung Merapi. Karena sering sekali membawa material erupsi Gunung Merapi maka di Kali Code pun terjadi pendangkalan dasar sungai yang berakibat tidak bisanya lagi Kali Code membawa debit air yang besar. Dan karena pendangkalan ini pula, kawasan sekitar Kali Code rawan terkena banjir lahar apabila terjadi erupsi seperti yang terjadi pada tahun 2010 lalu.
Provenance dari Kali Code sendiri merupakan hasil dari material erupsi Gunung Merapi yang butirnya berukuran pasir – kerikil. Selain itu ditemukan pula batuan-batuan dari Formasi yang menyusun Kali Boyong, namun jumlahnya tidak banyak. Secara stratigrafis, Kali Code termasuk dalam cekungan Yogyakarta yaitu Formasi Sleman dan Formasi Yogyakarta, dan Kali Code merupakan hasil dari endapan Merapi muda (Wartono Rahardjo,1995).
Kali Code pada akhirnya akan bertemu dengan aliran Kali Opak di daerah Imogiri. Dan selanjutnya sedimen – sedimen yang dibawa oleh aliran Kali Code akan diteruskan oleh Kali Opak menuju Samudera Hindia.